Kuabaikan lelehan air mata yang menggenang di pelupuk
dalam sebuah petikan damai, menyatu, melebur
Jemari yang menyentuh nada-nada
Kutakhiraukan dukaku, asaku, gundahku, harapku
bagai pistol karat tak berselongsong
yang merindu aroma mesiu
Tolonglah…aku ingin bermain, tolonglah…aku ingin bertemu
dalam sebuah ladang nada monokromatik
Biarkan aku bermain
Biarkan aku mempermainkan minor yang syahdu
Kuingin gitarku menjeritkan isi hatinya
Mengapa tak kau ijinkan ia menjeritkan isi hatiku?
Biarkan saja tubuhnya ditetesi embun malam yang menggantung dari tepi daun
dari sebatang pohon yang baru saja meranggas diterpa kilat
biarkan aku menangis bisu dalam leburan dawai
Bersama gitarku.
Aku hanya ingin bermain, tolonglah….
Bagi hidup, kehidupan, dan Sang Hidup
Aku hanya ingin bermain dengan enam senarku
mengalunkan harmonisasi nada-nada hati
Biarkan aku menangis bisu dalam leburan dawai
meski hanya diterangi awan malam keperakan
Tolonglah…
Biarkan aku dan gitarku menyambut curahan air langit yang menyegarkan
Melebur bersama semesta, melebur bersamaNya
Aku hanya ingin menikmati petikan demi petikan
Walau tak seindah alunan sang pemetik En Aranjuez Con Tu Amor
Kuabaikan lelehan air mata yang menggenang di pelupuk
dalam sebuah petikan damai, menyatu, melebur
Kutakhiraukan dukaku, asaku, gundahku, harapku
Biarkan aku menangis bisu dalam leburan dawai
Tolonglah…
Biarkan aku dan gitarku menyanyikan suara hati
dalam petikan nada demi nada
Tolonglah… Biarkan aku
Meski dalam untaian permainan minor
Aku hanya ingin melebur bersama semesta penghujung tahun
melebur bersamaNya di bawah curahan air langit
Aku dan gitarku
Bandung, 30 Desember 2008
pk 23.17 WIB
Pingback: Lessons From Guitar Lesson | Soft Power is Unique